Senin, 25 Januari 2010

Makna Di Balik Ultahmu


Satu tahun yang berarti 365 hari adalah waktu tempuh bumi satu kali mengelilingi matahari. Apabila usiamu bertambah setahun, berarti telah sekali lagi bumi membawamu mengelilingi matahari.

Karena bumi berdiameter ±12.756 km, maka keliling bumi adalah 40.053,83 km. Dan bumi berputar pada porosnya (rotasi) setiap 24 jam sekali, atau disebut sehari-semalam. Ini berarti bahwa selama sehari semalam —walaupun kita diam tak bergerak— sebenarnya telah menempuh jarak sejauh 40.000 km lebih.

Dalam setahun berarti telah menempuh: 40.053,83 km X 365,25 hari = 14.629.661 km. Jarak tempuh ini tinggal mengalikan dengan usia Anda sekarang, dan sejauh itulah Anda telah bergerak, sekalipun Anda sedang bertapa tak bergerak sedikit pun.

Jadi, kalau kita berada di tempat yang sepi dan sunyi-senyap, lalu kita duduk tafakur dan seolah kita merasa diam, diam tak bergerak. Namun sebenarnya kita sedang bergerak dengan kecepatan 463,586 meter per detik, atau 1.668,91 km per jam.

Dahsyat? Luar biasa? Tapi tunggu dulu, karena hitungan tersebut baru berdasarkan gerak bumi mengelilingi porosnya sendiri (rotasi). Sekarang kita abaikan dulu gerak rotasi bumi dan kita anggap saja bumi diam —walaupun keadaan diamnya bumi ini tak mungkin terjadi.

Sekarang cobalah rasakan bahwa kita benar-benar sedang berdiri di bumi yang merupakan salah satu planet yang mengelilingi matahari.

Jarak dari bumi ke matahari ±150 juta km. Dengan diameter bumi yang ±12.756 km, maka sebagai ilustrasi, ambillah sebuah bola dunia (globe) dan umpamakan sebagai bumi yang sedang kita pijak.

Jarak dari bumi ke matahari dibagi dengan diameter bumi, maka dihasilkan 11.759. Ini artinya, jika anda memiliki 11.759 bola dunia, susunlah secara berjajar, maka sejauh itulah jarak bumi ke matahari. Atau kalau terlalu besar, ambilah contoh kelereng.

Dengan jarak 150 juta km tersebut, maka satu kali bumi mengelilingi matahari —yang disebut satu tahun— berarti bumi dan makhluk di atasnya telah menempuh jarak 942 juta km. Ini artinya, jika Anda berusia 30 tahun, berarti bumi telah membawa Anda melakukan perjalanan 30 kali mengelilingi matahari, atau sejauh 30 x 942 juta km = 28,26 milyard kilometer anda bergerak.

Usiamu x 942.000.000 km = Perjalanan Hidupmu

Jika dalam satu tahun menempuh 942.000.000 km, maka dalam seharinya menempuh 2,58 juta km, atau jarak ini ditempuh dengan kecepatan 107.460,64 km per jam, atau 29.850,2 km per detik. Sebagai perbandingan saja, untuk mempermudahkan kita membayangkan kecepatan bumi ini, paling tidak kita dapat mengetahuinya dengan menaiki sepeda motor dan kita rasakan bahwa hanya dengan kecepatan 100 km per jam saja rasanya sudah melayang tidak karuan. Apalagi ternyata bumi ini mengelilingi matahari dengan kecepatan lebih dari 100.000 km per jam. Dan kita setiap hari berada di atas bumi dengan kecepatan geraknya yang sangat kencang.

Lalu kenapa kita tidak merasakan bahwa bumi ini bergerak dengan kecepatan yang demikian dahsyatnya? Jawaban yang paling mudah dicerna adalah adanya keteraturan yang tetap, ada keseimbangan, atau mengikuti hukum kelembaman. Ditambah pula dengan adanya gravitasi bumi.

Seperti halnya keadaan para penumpang di dalam kapal Titanic yang besar, di dalamnya terdapat hotel, kamar mandi yang luas, sampai restoran, dan orang-orang di dalamnya melakukan aktifitas seolah tidak sedang berada di sebuah kendaraan yang bergerak, seperti layaknya aktifitas di daratan. Kecuali bila terjadi badai, kecepatan bertambah atau berkurang, atau menabrak karang es, mungkin barulah kita merasa benturan-benturan itu.

“Yang telah menciptakan tujuh langit berlapis-lapis. Kamu sekali-kali tidak melihat pada ciptaan Tuhan Yang Maha Pemurah sesuatu yang tidak seimbang. Maka lihatlah berulang-ulang, adakah kamu lihat sesuatu yang tidak seimbang?” (QS. Al-Mulk [67]:3)

Allah telah mengajarkan sabar dan istiqamah kepada bumi. Bumi tetap sabar, meskipun cakar kaki-kaki yang menginjaknya hanya memahami hak dan wewenang.

Berkat kesabarannya itu, bumi diijinkan untuk sesekali menguap, dan kadang-kadang demam terbatuk-batuk, atau sedikit saja menggeser bagian tubuhnya untuk sekedar merenggangkan otot-ototnya.

Dan kesabaran itu, yang berarti istiqamah menjalankan prosesnya, terus dan terus berjalan dan beredar. Tak satu detik pun berkurang atau bertambah. Sampai nanti, sampai mati.

Kesabaran bukan berhenti di tempat, bukan pula menghindari kewajiban dan tugas. Bahkan nasi di depan mata pun kita masih harus menggerakkan tangan untuk menyendoknya. Sampai di mulut juga masih harus mengunyahnya. Sampai di perut juga jadi penyakit kalau tidak dikeluarkan. Ya, bergerak dan bergerak terus. Ikhtiar dan berdoa.

“Semua yang ada di langit dan bumi selalu meminta kepadaNya. Setiap waktu Dia dalam kesibukan”. (QS. Ar-Rahman [55]:29)

Ditulis Oleh: Yudi Rohmad dalam "Renungan Pengantin"